Sabtu, 07 Desember 2013

Gadis Korek Api dan Cerita Natal

Ketika bulan sudah memasuki Desember, hujan sudah mulai turun, angin agak besar sedikit dan suasanan dingin,kadang disertai hujan lembut pagi hari. Namun kadang juga hujan lebat. Banyak kenangan bulan Desember begini. Terutama bagi yang merayakan natal tentunya sangat berkesan.
Saya  tidak merayakan Natal. Tetapi setiap Natal tiba adalah hari yang saya tunggu sejak kecil. Ketika saya kecil di TVRI kalau Natal diputar film kartun konvensional, yaitu kartun yang menampilkan cerita dari Hans Cristian Andersen. Kartun ini mempunyai keunikan sendiri yaitu gambarnya yang bagus sekali.  Gambar kartun yang semi realistic dengan gambar istana penuh dengan ukir-ukiran , biasanya menampilkan gubuk di salju juga bagus, ada cerobong asap dan pagar dari kayu yang dibuat tidak rata itu sangat menggemaskan.

Cerita kartun Natal yang merasuk kalbu adalah cerita “Gadis Korek Api”. Ini menceritakan tentang gadis kecil yang hidup dengan neneknya berjualan korek api. Ketika salju turun nenek gadis itu  meninggal dunia,tinggallah gadis itu sendirian dengan korek apinya. Dalam keadaan kedinginan dan menunggu pembeli yang tak kunjung datang sementara dia menyaksikan para orang dan keluarga sibuk berbelanja untuk keperluan Natal di toko-toko besar. Disekitar emper yang gadis kecil itu tempati, ia berpijak ,gadis kecil itu iseng-iseng menyalakan korek apinya, begitu korek api menyala, dia melihat wajah neneknya tersenyum padanya membuka kedua tangannya dan memeluk gadis kecil cucu tersayang.


Namun sayang korek api sudah mati setangkai lalu gadis itu mencoba menyalakan korek apinya lagi apakah dia akan bertemu dengan neneknya lagi, ternyata dia bertemu dengan neneknya lagi yang tersenyum lebar menggendongnya. Jadi sekarang gadis kecil itu tahu kalau ingin terus bersama neneknya maka dia harus menghidupkan korek apinya secara berkelanjutan.
Neneknya mengajaknya terbang dan memasuki tempat yang indah dengan taman dan rumah bagus dengan perapian yang hangat. Di meja makan sudah tersedia, segelas susu coklat yang hangat dan roti selai dan daging yang menggugah selera. Gadis kecil dan sang nenek menikmati makan malam yang  hangat penuh dengan cerita asyik. Gadis kecil sangat bahagia sekali disamping sang nenek yang sekarang hidup dengan kecukupan dan penuh syukur pada Tuhan. Mereka tidak lagi susah berjualan korek api,mereka hidup di rumah yang nyaman dan hangat taman bunga dan kelinci yang menemani bermain.

Esok pagi kota itu diributkan dengan suara dengung mobil polisi yang menemukan seorang nenek dan gadis kecil yang meninggal dengan jasat yang beku. Kota itupun mendapat pelajaran bahwa seharusnya penduduk kota itu meningkatkan kepeduliannya sehingga tidak aka nada penduduk yang meninggal dalam kebekuan seperti yang dialami nenek dan gadisnya. Demikian walikota itu menghimbau pada penduduk kotanya. Namun nenek dan gadis kecil itu sekarang sudah tidak ada kekhawatiran lagi,mereka sudah hidup berbahagia di rumah dengan baru dengan taman bunga dan perapian yang hangat. Coklat dan roti selalu tersedia tanpa harus berjualan korek api lagi. Nenek dan gadis itu sudah berada di surga. 

Berkesan
Cerita gadis korek api itu begitu berkesan di hati saya. Sejak kecil cerita itu menginspirasi saya bahwa ada kehidupan lain sesudah sekarang di surge yang sangat menyenangkan tempat dimana segala keinginan kita akan tercapai dan dikabulkan asalkan sewaktu di dunia berbuat baik dan lurus.
Dan TVRI selalu mengulang cerita itu setiap Desember tiba untuk memperingati Natal dan mengisi waktu libur Natal. Memang kondusif saat libur dirumah suasana dingin hujan, televisi memutar film kartun yang ada visual turun salju. Ketika kecil saya selalu memandang keluar jendela  dan membayangkan hujan itu salju, lalu saya memakai baju hangat bak orang Eropa yang memakai mantel buku. Saya meminta ibu untuk membuatkan susu coklat hangat dan makan roti selai, seolah berada dekat tungku perapian. Ceirita gadis korek api itu, fantastik, telah ikut membentuk kepribadian saya. Saya juga ingat ketika itu saya dengan kakak lalu berjalan-jalan dihari libur itu biasanya ada bazaar murah kakak saya senang melihat lihat harga-harga baju dan segala assesoris, sekedar membeli lipstik yang bermerek tapi harganya sangat murah, kaos kaki, atau apa lagi kakak perempuan saya senang kesempatan berbelanja hemat keperluan wanitanya,saya sudah tidak ingat lagi. Namun yang jelas liburan itu sangat menyenangkan . Untuk upah saya menemani  kakak perempuan saya berbelanja itu saya biasanya dibelikan roti semir atau coklat kecil. Itu saya sudah lebih dari senang. Karena cerita gadis korek api, mantel bulu yang tergantikan baju hangat itu sudah memotivasi saya untuk berlaku manis,mensyukuri semua yang ada. 

Liburan Natal Kini
Kini saya sudah wanita dewasa,sudah mempunyai anak.Saya masih sering mencari channel TV kalau kalau ada yang memutar gadis korek api. Namun selama saya hidup dewasa ini sepertinya baru sekali aku menjumpai kartun gadis korek api itu terputar kembali. Saya berfikir mungkin yang memutar film itu mempunyai kerangka berfifir dan pengalaman yang hampir mirip dengan aku (Frame of reference and frame of experience). Kini generasinya sudah berbeda, gadis korek api bukan inspirasi kartun yang harus diputar lagi sebagai pengisi libur Natal. Saya tetap selalu mencari dan mencari kalau kalau ada gadis korek api. Natal kini juga ada belanja murah, namun tingkatnya sudah mal-mal yang menyediakan diskon-diskon yang besar, namun saya sudah tidak terlalu telaten dan kuat menyusuri nya lagi, jumlahnya terlalu banyak di mal dan umur juga sudah tidak muda lagi. Namun liburan Natal dan suasanannya sejak saya kecil dan dewasa kini,semangatnya sama yaitu bergembira,bersuka cita,dan selalu ada pesan dibalik semua itu.

Sumber: kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar