Jumat, 08 November 2013

Tips Menghemat Pakan Ayam Bangkok Ternak

Sebagai peternak pemula, agak malu sebenarnya menulis masalah ini. Tapi ini hanya sekedar berbagi. Semua bermula kecerewetan istri, beternak ayam kok selalu rugi. Dia protes karena biaya perawatan ayam lebih mahal dari jatah uang untuk istri dan anak saya. Mungkin karena kasihan, istri ikut cari solusi agar ternak ayam tak selalu rugi. Diskusi awal antara saya dan istri, menyimpulkan cara ternak yang saya lakukan selama ini salah yaitu membeli beberapa ekor pitik pada peternak, kemudian saya besarkan. Tapi setelah dewasa, kwalitasnya hanya untulan, dibawa ke pasar hanya laku seratus ribu. Padahal biaya pakan dan rawatan selama 10 bulan, saya hitung bisa mencapai 300 ribu perekor. Tekor Bandar. Istri saya usul, agar saya membeli pejantan dan babon untuk diternak sendiri. Dia merelakan sedikit tabungannya buat memulai modal awal lagi.


Saya pun bergerilya cari pejantan, lalu seorang kawan, menyarankan agar saya mencari bakal pejantan di kalangan. Cari ayam jago yang kalah tapi tidak sampai keok buat dijadikan pejantan. Nasib saya lagi mujur, dapat seekor pejantan dengan harga miring 150. Untuk babon saya dikasih paman. Ternak pun di mulai. Setelah menetas, istri saya bilang harus menekan biaya perawatan tanpa merusak hasil akhir. Saya pun mendatangi beberapa peternak, pura-pura mau membeli sambil Tanya cara mereka merawat ayam.

Akhirnya, ada cara yang saya anggap sangat murah, tapi tidak merusak hasil ternakan yaitu tiap lima ekor pitik jantan dimodali 200 ribu untuk pembelian pakan selama tujuh bulan. Sementara untuk pitik betina, dirawat seperti ayam kampong biasa tidak diberi makan konsentrat. Cara ini sebenarnya hasil pemikiran istri saya, heeeee…. Dia bilang, dengan 200 ribu, lima ekor pitik bisa tumbuh dewasa secara baik. Kok bisa, hitungannya yaitu sepekan lima ekor pitik hanya dijatah 1 kilo voor. Agar cukup pemberian makan harus ditakar dan terjadwal dua kali sehari pagi dan sore atau malam.

Pemberian voor ekslusif hanya selama tiga bulan, di usia empat bulan, setelah makan pagi ayam diumbar bebas dan baru sore harinya diberi makan voor lagi. Selama diumbar ayam sesekali diberi makan jagung, untungny jagung tidak usah beli. Sepanjang 2011 saya mempraktekkan ini, untuk 20 ekor ayam modalnya 800 ribu. Mulai dari bulan Februari sampai bulan agustus usianya 7 bulan, alhamdulilah rata-rata ayam saya ukuran delapan ada juga yang ukuran tujuh. Setelah itu ayam mulai dirawat, diberi makan jagung, dimandiin dan diberi jamu. Pada bulan oktober ayam sudah bisa diabar. Alhamdulilah, dari 20 ekor, sudah laku 15 ekor, untuk pasaran orang desa, harga ayam saya lumayan berkisar antara 250 hingga 350 ribu. Untungnya lumayan, karena modal setiap ekor ayam dibawah 50 ribu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar