Jumat, 22 November 2013

Melawat Ke Gang Mayat

Dari Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, namanya sudah tersohor. Bertanya di sekitar Pasar Parung, orang akan menunjuk arah ke Jalan Raya Pemuda Curug menuju Bumi Serpong Damai. Gang Mayat, begitu sebutan atas sebuah jalan selebar lima meter ini. Letaknya sekitar dua kilometer dari Markas Kepolisian Sektor Parung. Tepatnya di Kampung Poncol, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Jalan itu dinamai Gang Mayat lantaran saban pekan ditemukan jenazah korban pembunuhan. Ceritanya begini. Suatu pagi pada 1980-an warga geger setelah menemukan mayat lelaki sudah membengkak di buang di alang-alang sisi kanan jalan. Ini bukan penemuan terakhir. Sejak saat itu saban bulan paling tidak dua mayat pria tergeletak di sana. "Dinamain gang mayat karena setiap pagi ditemuin mayat," kata Salam saat ditemui merdeka.com di kedai kopi Desa Cidokom, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Selasa pekan kemarin.

Lelaki setengah abad ini bercerita penemuan jasad korban pembunuhan itu bertato di sekujur tubuhnya. Jempol kaki dan tangannya terikat tali. Penemuan itu menghebohkan penduduk Kampung Poncol dan tiga dusun lain jaraknya berdekatan. Sepekan kemudian ditemukan lagi mayat pria tinggi besar dan berajah. badannya penuh luka dan kaki tangannya terikat. "Kebanyakan jempol kakinya terikat," ujar Salam. Dulunya jalan itu ialah gang setapak dikelilingi kebun singkong dan ilalang tinggi.

Akhirnya Gang Mayat menjadi tempat pembuangan korban pembunuhan saban bulan. Salam menyebut sudah puluhan mayat ditemukan di jalan itu. Warga sekitar mengakui Gang Mayat memang dikenal senyap. Tidak banyak warga berani melintas lewat dari pukul tiga sore. Maklum, kondisi jalan gelap ditambah semak tinggi membuat warga berpikir dua kali buat lewat. Selain masih jalan tanah, saat itu Gang Mayat dikepung perkebunan karet. Pohon-pohon karet jumlahnya ribuan membuat teduh dan menambah kesan horor daerah itu. "Jangankan lewat, orang berteriak saja enggak kedengaran," tutur Salam.

Nyai, 35 tahun, juga akrab dengan Gang Mayat. Perempuan kelahiran Kampung Poncol ini mengungkapkan ketika umurnya 12 tahun menyaksikan penemuan mayat lelaki berkulit hitam di dekat sumur tua kini berdiri PT Prokat. Jenazah ini telah membusuk dengan luka tembak di tubuhnya. "Jumlahnya banyak kalau dihitung," kata Nyai. Dia mengaku sudah lima kali menjadi saksi penemuan mayat di daerah itu. Sisanya dia tidak melihat lantaran dilarang oleh ayahnya. Kini Gang Mayat boleh dibilang jauh dari kesan seram. Di tepi kiri dan kanan jalan berdiri tembok beton setinggi tiga meter. Sebelah kiri ada PT Hale dan di kanan PT Prokat. Nama jalannya bukan Gang Mayat, tapi Jalan Intan III sesuai nama di peta Kecamatan Gunung Sindur.

Sumber: merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar